Prolog

MALAM pecah dengan suara tangis. Tangis bayi dari alam rahim, menjemput nafas pertama di alam dunia. Ia bayi perempuan yang terlahir di atas dipan kayu di sebuah rumah panggung. Dukun beranak mengendong bayi yang masih merah itu untuk dibersihkan dan dipotong tali pusarnya. Di dalam ember kecil, ia dimandikan. Air di ember yang berubah menjadi merah melimpah, jatuh ke lantai kayu. Di sela-sela lantai kayu yang tersusun tak rapat, air bercampur darah dan ketuban terhempas ke tanah di kolong rumah. Membuat lenyah di tanah berkerikil, lalu tersapu bah bercampur lumpur. Bah menerjang hingga ke pekarangan. Seketika, rumah di tengah kampung itu hilang dibenam danau buatan.

Komentar

Postingan Populer